Monday, December 20, 2010

Uno Membara


Freedome mungkin adalah kata kata yang dapet menggamparkan gimana bebasnya hari ini di sekolah. Bisa menari, menyanyi, telanjang, bahkan membawa gajah masuk ke dalam kelas. Hehehe. Gimana enggak, gue ke sekolah hari ini hanya untuk belajar satu pelajaran. yaitu, Bahasa Indonesia. Dan kebetulan itu pelajaran yang paling gue benci gara gara sang guru, Professor Severus Snape (Nama kerennya Bapak "Cahaya"), terlalu pintar mengajar hingga gue gak lebih dari satu menit dia menjelaskan pelajaran di depan kelas, gue udah terkapar bak orang mati digigit anjing gila.

Materi pelajarannya hari ini adalah wawancara. Dan karena gue kebetulan hari ini duduk dengan seorang wanita yang diutus dari negeri dongeng, sebut saja Sayu, maka gue harus menjawab semua pertanyaan "bodoh"nya tentang dunia nge-blog gue.

Sayu: Jadi, kamu itu udah berapa ngeblog? *Gaya nanyanya udah kayak reporter terkenal*
Gue: Yang pasti kurang dari 3 4/8 abad kok.
Sayu: Apa sih enaknya ngeblog? *Sambil gigit gigit pensil sok seksi*
Gue: Ya enak, karena kita bisa makan pake sambel *mulai ngasal jawabnya*
Sayu: Kamu suka yang pedas alias HOT ya? *Mulai naik ke atas meja dan melirikan matanya yang tajam ke arah gue*
Gue: Pastinya dong. Udah panggilan alam sebagai seorang cowok. Hahahaha *Ketawa iblis*
Sayu: Oh *adegan berikutnya disensor untuk menjaga nama baik sang reporter*

Setelah basa basi wawancara yang gak jelas, jam perlajaran selanjutnya kosong hingga pulang. Niatnya tadi gue mau langsung pulang dengan cara pura pura sakit, tapi guru guru udah tau gue itu anak yang punya imut-itas, eh, imunitas kuat, jadi mereka gak percaya kalo gue sakit. Payah, ah!

Karena gak berhasil pulang, akhirnya seorang dari temen gue, Paula, ngajikin main kartu Uno. Sebuah permainan yang dimainkan anak anak kampung di Amerika Serikat sana. Hehehehe. Dan akibat dari permainan kartu Uno ini, akhirnya.... Unopun membara menjadi hutan belantara.

Permainan kartu kampungan ini pertamanya dimainkan oleh gue, Paula, Astri (dimana dia bakal jadi tokoh utama dalm pos ini), Dede, Yustika, Septa, Yudha, Martcel, Indhara, dan Echa.

Pertama permainan cukup seru, kita teriak teriak kayak monyet kesurupan arwah macan, dimana diakhir sesi, tersisa gue dan Astri.

Gue: Siapakah yang bakalan jadi Underdog? (Anjjing Bawah Tanah?? Hohoho... Pecundang maksudnya!)
Astri: *Diem... Stay cool*
Gue: *ngeluarin kartu*
Astri: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
GUe: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
Astri: *ngeluarin kartu*
GUe: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
Astri: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
Gue: *ngeluarin kartu*
Astri: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
GUe: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
Astri: *ngeluarin kartu*
Gue: *ngeluarin kartu*
Astri: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
GUe: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
Astri: *ngeluarin kartu*
Gue: *ngeluarin kartu*
Astri: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
GUe: *ngambil kartu di deck gara gara gak punya kartu yang gue keluarin*
Astri: *ngeluarin kartu*

Hingga kurang lebih 15 menit kayak begitu terus, akhirnya gue memenangi pertandingan. Hahaha. Astri became the first underdog.

Di permainan kedua, gue berhasil menyapu bersih lawan lawan gue. Tersisa Paula, Astri, Dede, Yustika, Septa, Yudha dan Echa di dalam permainan. And then... Something bad happened.
Astri yang desperate dengan nasibnya
Tadi si Dede gak sengaja ngeluarin kartu mematikan alias kartu +4, dan kemudian gilirannya Paula, dia juga ngeluarin kartu kematian itu. Astri, yang masing single dan perawan, tidak terima dengan sikap mereka dan akhirnya Astri menjadi liat, dia menggit celana Dede dan menggigit jari Paula hingga darah berceceran kemana mana dan untungnya di kelas gue gak ada vampire, kalo ada bisa mati dah itu Paula diisepin sama vampire.

Jari Paula yang digigiti secara brutal oleh Astri
Dede dengan kondisi celana yang parah yang baru saja habis digigiti oleh Astri.

Setelah keadaan mulai tenang, kita lanjut main. Seiring lamanya bermain, peserta baru berdatangan, seperti: Mutiara dan Sandra. Dan kedatangan mereka, merupakan anugerah bagi Astri karena dia gak jadi underdog selama lamanya. Muti, begitu orang memanggilnya, menjadi underdog part dua setelah astri. Dia mendapatkan kutukan kematian berupa +4 dan +2 yang dijumlah menjadi 32. Maka, dia harus ngambil tuh kartu sebanyak 32 buah.

Rekor menurut gue, gue gak pernah ngambil kartu sebanyak itu. Namun, lambat laun permainan menjadi membosankan dan akhrinya 15 menit sebelum bel pulang sekolah kita sudah mulai dan akhirnya.... Uno Madness pun berakhir dengan damai dan korban luka luka sebanyak dua orang.

Sunday, December 19, 2010

Bocah Ngasal Jadi Bocah Ngoceh: Nereka Season Dua

Evolusi Bocah Ngasal(2009) Menjadi Bocah Ngoceh(2010) dan Evolusi Ovum (2009)  Menjadi Britney(2010)?


Halo semua. Kalian pasti pada kenal gue. Gue adalah utusan dari surga langit langit kamar dan gue temasuk selebritis dengan fans terbanyak di dunia *ngerep*. Hehehe. Gue adalah Bagus Andryan, si bocah ngasal (bagi yang belum tau apaan tuh bocah ngasal, silakan baca Coretan Asal Bocah Ngasal.) Yah, itu sih dulu sebenernya. Gue sekarang lagi kepingin ganti jabatan jdi Bocah Ngoceh.  Andryan si Bocah Ngoceh! *Sambil bergaya ala Pahlawan Bertopeng*

Entah kenapa, gue mendadak pingin balik lagi nulis nulis cerita gue yang penuh dengan keasalan dan kebiadapan seorang bocah yang belum tumbuh dewasa *padahal badan sudah ditutupi bulu bulu halus*

Dan maka dari itu temen temen sekalian, gue persembahkan blog baru gue: Bocah Ngoceh. Sebuah nereka season dua dari gue. Jadi siap siap saja siapapun itu, bakal gue ocehin habis habisan disini dan tak lupa gue juga bakal nge-share cerita gue yang penuh dengan keasalan. Hahaha.

Welcome to the hell part II, guys!